Kalau sikap dan
gerak dan gerak bela diri dilakukan untuk melindungi diri....
Maka dalam ibing / tari, seni pencak, sikap dan gerak itu dilakukan untuk
(kenikmatan penari/pesilat) yang bergerak mengikuti irama (musik) p[encak, dan
jangtan lupa untuk menikmati penonton yang melihat dan menyaksikan pencak silat
sebagai hiburan. Mudah dipahami gerakan dan sikap dalam ibing atau tarian,
walaupun bersumber pada bela diri, mempunyai perbedaan-perbedan. Pada umumnya, sikap
dan gerakan pada ibing/kembangan lebih terbuka, lebih distilasi, dan dilakukan
dalam irama yang metrikal.
Sebagai alat beladiri pencak
silat khusus memusatkan segala gerakan mengunakan semua panca indranya kepada
lawan kepada lawan yang dihadapinya, meliputi; tenaga dan pikirannya dirahkan
kepada soal mengalahkan lawan dal waktu
yang singkat, tenaga yang efesien, dan keluar tanpa cidra....... maka dalam
beladiri..... segalatindakan harus hati-hati, jangan ceroboh, jangan
mengganggap enteng. TETAPI dalam seni pencak lain keadaannya. Tidak ada resiko
apa-apa selain dikatan orang MENARIK atau TIDAK dam memperagakan silatnya.
Sekedar untuk menjaga nama aliran dan perguruannya, penari ibing silat harus
menyesuaikan apa yang dipelajari dengan irama yang ada.
Pencak dan tari merupakan suatu
ekspresi yang tali temali yang saling mengisi karena kedua-duanya mempergunakan
tubuh sebagai objeknya, disamping ketajaman pikiran dan perasaan yang selalu
berdampingansewaktu orang melaksanakan atau melakuklan peragaan, ditambah
dengan katahanan fisik dan keuletan melakukan gerakan tersebut.
Banyak
budayawan, pendekar, dan guru pencak silat yang mempunyai presepsi yang
berbeda-beda mengenai proses akulturasi antara gerakan pencak silat dan gerakan
tari. Perbedaan pendapat antar pendekar – pendekar diwarnai oleh filsafah
masing-masing perguruan dan inti gerakan pencak silat seni yang memilikinya.
Berikut adalah beberapa contoh kesenian Beladiri pencak silat yang ada di Indonesia :
No comments:
Post a Comment