Sopir Truk yang Sukses Menduniakan Pencak Silat

Setelah diputar dalam world premiere di ajang Sundance Film Festival, AS, beberapa waktu lalu, salah satu film Indonesia yang paling menghebohkan tahun ini, The Raid 2: Berandal akan mulai tayang di bioskop-bioskop di Indonesia, Jumat (28/3) ini. Kesuksesan The Raid dan The Raid 2 itu tak lepas dari sosok Iko Uwais.
MEMBICARAKAN Iko Uwais, kita tidak bisa melepaskannya dari pencak silat. Ya, karena pria bernama asli Uwais Qorny (nama tokoh sufi asal Yaman) tersebut memang atlet bela diri tradisional Indonesia itu.
Kini pria yang lahir di Jakarta, 12 Februari 1983 itu lebih dikenal sebagai aktor film bergenre laga dan koreografer film, di samping tetap menjadi atlet silat. Pencak silatlah yang membuat pria keturunan Minang yang lahir dan besar dalam budaya Betawi ini mengenal dunia luar dan merambah ke dunia film.
Prestasi Iko sebagai juara ketiga pada turnamen pencak silat tingkat DKI Jakarta (2003) dan pesilat terbaik dalam kategori demonstrasi pada Kejuaraan Silat Nasional (2005) telah memberinya kesempatan untuk bepergian ke luar negeri.
Inggris, Belanda, Rusia, Laos, Kamboja, dan Prancis adalah negeri yang dia datangi bersama tim demonstrasi pencak silat Indonesia. Iko yang mulai berlatih pencak silat pada usia 10 tahun tersebut kemudian bertemu sutradara asal Wales, Gareth Evans, pada 2007 saat membuat film dokumenter pencak silat. Kebetulan perguruan silat tempat Iko belajar silat menjadi model.
Saat merekam adegan demi adegan, Gareth merasakan kharisma alami Iko yang kuat di depan kamera, dibandingkan teman-temannya. Tidak tanggung-tanggung, Gareth yang mulai mencintai pencak silat langsung melobi Iko untuk menjadi pemeran utama dalam film seni bela diri pertamanya yang menghadirkan pertarungan silat.
Iko menyambut baik ajakan itu dan bersedia menandatangani kontrak selama lima tahun. Ia pun berhenti dari pekerjaannya sebagai sopir truk di perusahaan telekomunikasi. Dalam pengalaman pertamanya berakting di film Merantau, Iko memerankan seorang pemuda Minang yang mempelajari Silat Harimau khas Minang (gaya harimau Sumatera) dari guru silat, Edwel Yusri Datuk Rajo Gampo Alam.
Akting Iko yang memukau ditambah besutan Gareth menjadikan film yang dirilis di Indonesia pada 6 Agustus 2009 itu memenangi penghargaan Film Terbaik pada Action Fest 2010 di Amerika Serikat. Film ini ditampilkan pula dalam Puchon International Fantastic Film Festival (Festival Film Fantastik Internasional) di Puchon, Korea Selatan dan Fantastic Fest di Austin, Texas, AS dengan penilaian yang sangat positif.
Go International
Dengan film tersebut, pencak silat menjadi lebih mendunia secara lebih menarik, tidak hanya berupa demonstrasi tim pencak silat negara-negara Melayu lagi.
Kolaborasi kedua Iko dengan Gareth Evans adalah The Raid yang kemudian dirilis dengan judul internasional The Raid: Redemption, yang mulai syuting pada pertengahan Maret 2011. Film itu dirilis secara internasional pada 22 Maret 2012 di Australia dan Selandia Baru; 23 Maret 2012 di Indonesia dan Amerika Utara; dan 18 Mei 2012 di Inggris.
Dalam film ini, Iko berkolaborasi dengan rekan sesama aktor/pesilat Yayan Ruhian. Kolaborasi itu membuahkan hasil optimal, yaitu dengan penobatan The Raid sebagai salah satu film seni bela diri terbaik. Sukses The Raid melahirkan The Raid 2: Berandal yang berdurasi 150 menit.
Ini merupakan lanjutan cerita The Raid dengan menyuguhkan cerita yang lebih gereget dari sebelumnya, karena menyuguhkan action yang lebih rumit, dramatis, dan mencakup skala yang lebih besar.
”Di The Raid 2 ini kami lebih banyak bergelut dengan mafia. Dari segi drama, dari ujung cerita sampai akhir lebih ada level,'' kata Iko. Di film itu, Iko dan Yayan tetap menjadi aktor dan koreografer.
The Raid 2 didukung beberapa artis papan atas lainnya seperti Arifin Putra, Oka Antara, Tio Pakusadewo, Cok Simbara, Alex Abbad, Roy Marten, dan penampilan istimewa dari Julie Estelle. Hadir pula pesilat Cecep Arif Rahman yang berlatar belakang silat Panglipur, dan pesilat muda Very Tri Yulisman. Tak lupa tiga aktor kenamaan Jepang yaitu Ryuhei Matsuda, Kenichi Endo, dan Kazuki Kitamura.
Kesuksesan The Raid tampaknya akan diikuti The Raid 2. Sekuel kedua ini mendapat sambutan luar biasa di AS dan sejumlah negara lain. Terbukti, The Raid 2 mampu menembus Sundance Film Festival di Utah, AS. Ini juga tak terlepas dari gencarnya promosi yang juga dilakukan Iko bersama Gareth Evans.
”Ini kebanggaan bagi saya, lebih dari sebelumnya,” ucap Iko. Ajang tersebut juga menjadi jalan bagi suami penyanyi Audy Item itu untuk go international. Pasalnya, festival ini diikuti para sineas dunia. (Hartono Harimurti-59)

Aspek Dalam Pencak Silat



Seorang pesilat memiliki tubuh sehat dan kuat. Sehat secara jasmani berarti tubuh yang bugar, terhindar dari penyakit. Sedangkan tubuh yang sehat juga berarti sehat secara rohani, yaitu sosok manusia yang memiliki pikiran yang jernih, jujur, sabar, penolong, serta iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, fungsi pencak silat adalah menjadikan tubuh sehat jasmani maupun rohani. Naharsari (2008: 9-11) menjelaskan fungsi atau tujuan pencak yaitu : “ajaran mental spiritual, beladiri, seni, olahraga dan usaha pendidikan”. Maka pengajaran pencak silat dapat membangun manusia yang seutuhnya baik jasmani maupun rohani bila memiliki aspek pembelajaran pencak silat sebagai berikut :
a.         Aspek Mental Spiritual
Pencak silat diajarkan dengan tujuan mewujudkan cita-cita kemanusiaan dan kemasyarakatan yang luhur sesuai dengan nilai-nilai agama, pribadi (individu), sosial, dalam arti yang khusus pencak silat mental spiritual lebih berat menitik beratkan pada pembentukan sikap dan watak kepribadian seorang pesilat. Menurut O’ong Maryono (2000: 255) “pengajaran kerohanian atau mental spiritual yang ada dalam pencak silat merupakan suatu tradisi yang barakar kuat di kalangan perguruan”. Pesilat dituntut memiliki sikap yang sesuai dengan filsafah budi pekerti luhur dan tidak menyalahi aturan yang telah diterapkan. Bagi pesilat yang telah lanjut belajar pencak silat, ajaran mental spiritual ini diberikan kepada mereka untuk mewujudkan keselarasan dan keseimbangan alam sekitar.
Aspek mental spiritual yang dikembangkan melalui pencak silat di jelaskan oleh Saleh (1991: 17) sebagai berikut:
1)      Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur.
2)      Tenggang rasa, percaya diri dan disiplin
3)      Mencintai bangsa dan tanah air
4)      Rasa persaudaraan, pengendalian diri, dan tanggung jawab sosial.
5)      Solidaritas sosial, mengejar kemauan serta membela kejujuran, keberanian dan keadilan.
b.        Aspek Beladiri
Pencak silat beladiri berisikan pengetahuan sistem gerak berpola untuk mengamankan diri yang terkendali beserta praktek pelaksanaanya. Pencak silat sebagai beladiri adalah kemahiran teknis yang efektif untuk melakukan pembelaandiri terhadap berbagai ancaman fisikal yang datang dari manapun. Beladiri tersebut meliputi kesiapan mental dan fisik yang terlatih dan terbina. Rangkaian teknik-teknik sikap dan teknik-teknik gerak tertentu untuk mencapai suatu tujuan dalam rangkaian beladiri sebagai satu paket baik tanpa ataupun dengan senjata disebut jurus. Sukowinadi (2000: 18) menjelaskan bahwa “jurus adalah teknik pencak silat sebagai satu susunan atau paket yang penggunaannya dijuruskan atau diarahkan pada bagian tubuh yang rentan dan rawan”.
Kemahiran pencak silat beladiri meliputi dan mewadahi empat bagian sebagai satu kesatuan yakni:
1)      Sikap pasang, pasang berarti siap tempur yang optimal baik fisikal maupun mental. Sikap pasang berarti teknik berposisi siap tempur optimal dan menghadapi lawan yang dilaksanakan secara taknis dan efektif. Sikap pasang pada pelaksanaannya merupakan kombinasi dan koordinasi kreatif dari kuda-kuda, sikap tubuh dan tangan.
2)      Gerak langkah, gerak langkah adalah teknik berpindah atau mengubah posisi disertai dengah kewaspadaan mental dan indera secara optimal untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan dalam rangka mendekati atau menjauhi lawan.
3)      Serangan, serangan dalam pencak silat merupakan bagian integral dari belaan atau pertahanan. Serangan dapat disebut juga sebagai belaan atau pertahanan aktif. Serangan dalam pencak silat adalah teknik-teknik untuk merekrut insiatif lawan atau membuat lawantidak dapat melakukan serangan atau belaan dan semuannya itu dilaksanakan secara taktis.
4)      Belaan atau pertahanan merupakan teknik untuk menggalkan serangan lawan yang dilaksanankan secara taktis. Menurut PB IPSI yang dikutip  oleh R. Katot Slamet Hariyadi, Belaan didefinisikan sebagai ‘suatu upaya menggagalkan serangan lawan dengan tangkisan maupun hindaran’. Dengan demikian belaan terdiri dari tangkisan dan hindaran, masing-masing tehnik tersebut memiliki beragam variasi tehnik.
Proses pencak silat beladiri adalah pelaksanaan teknik-teknik pencak silat beladiri secara taktis, kreatif, terorganisasi, terkoordinasi, terkombinasi, terarah, efektif, efesien dan produktif. Teknik beladiri tersebut dapat secara langsung maupun susunan dan kemasan jurus, baik jurus serangan maupun serangan belaan. Setiap jurus meliputi sikap pasang, gerak langkah, serangan dan belaan sebagai satu kesatuan.
Kaidah pencak silat adalah aturan dasar yang menagatur tata cara atau tata krama pelaksanaan pencak silat maupun jurus-jurusnya dalam komposisi sikap pasang, gerak langkah, serangan dan belaan sebagai satu kesatuan. Norma pencak silat tersebut bercorak budaya Nasional Indonesia dijiwai dan di motivasi keluhuran budi pekerti.
c.         Pencak silat seni
Pencak silat seni adalah cabang pencak silat yang keseluruhan teknik dan jurusnya merupakan rangkaian dari teknik dan jurus pencak silat yang mengandung nilai-nilai estetika, pengunaanya bertujuan untuk menampilkan (mengekspresikan) keindahan pencak silat. Bila ditinjau dari sumber asal teknik dan jurusnya dapat dikatakan sebagai pencak silat beladiri yang indah. Menurut Maryono (2000: 9) “pencak silat seni adalah perwujudan pencak silat yang berupa tatanan gerak membela dan menyerang berdasarkan kaidah pencak silat yang mengandung nilai budi pekerti luhur”.
d.        Aspek Olahraga
Menurut Kurniadi (2010: 12) “pencak silat merupakan seni gerak tubuh yang mengandalkan kesehatan dan kebugaran atau kekuatan”. Dengan berbagai gerak dan jurus, pencak silat banyak mengandung unsur olahraga. Pencak silat olahraga ini lebih menekankan pendidikan pada aspek olahraga pencak silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan mempraktekan teknik-teknik yang bernilai olahraga bagi kepentingan memelihara kesegaran jasmani atau pencapaian prestasi melalui pertandingan pencak silat, yang ditekankan pada pembinaan jasmani terutama sikap, gerak dan mental untuk menanamkan rasa percaya diri.
Sebagai olahraga pencak silat membuat tubuh menjadi sehat, otot menjadi kuat, lincah dan trampil. Berdasarkan pada perkembangannya, perguruan-perguruan yang khusus membina dan mengajarkan pencak silat yang sudah berkembang ditengah-tengah masyarakat. Dan dalam pengembangannya pencak silat banyak digunakan dalam gerakan senam kesegaran jasmani.
e.         Aspek Pembelajaran
Dalam mencapai aspek ke empat yang sudah dipaparkan diatas, aspek pencak silat sebagai materi pembelajaran dapat dijadikan sebagai acuan pencapaian pembelajaran apabila semua aspek tersebut digabungkan, baik di lingkungan sekolah formal maupun non formal.  Pencak silat berkembang melalui lembaga formal karena pencak silat selain merupakan bahan ajar yang harus dipelajari, pencak silat juga merupakan salah satu ilmu yang sangat bermanfaat bagi perkembangan dunia kesenian di Indonesia khususnya dalam hal seni bela diri. Pencak silat juga menunjukan bahwa manusia selain memiliki kekuatan, juga banyak memiliki kelemahan. Oleh karena itu manusia tidak boleh sombong dan takabur. Sebagai makhluk yang lemah, manusia harus tunduk dan taat kepada perintah Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Deni Kurniadi (2010: 12) “keselamatan bukan hanya mengandalkan kekuatan, melainkan dari prilaku yang jujur dan taat kepada peraturan, serta berprilaku dengan menggunakan adab dan sopan santun”.

PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA

Pertandingan Pencak Silat Ikatan Pencak Silat Indonesia dilakukan berdasarkan rasa persaudaraan dan jiwa kesatria dengan menggunakan unsur-...