Seorang pesilat
memiliki tubuh sehat dan kuat. Sehat secara jasmani berarti tubuh yang bugar,
terhindar dari penyakit. Sedangkan tubuh yang sehat juga berarti sehat secara
rohani, yaitu sosok manusia yang memiliki pikiran yang jernih, jujur, sabar,
penolong, serta iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu,
fungsi pencak silat adalah menjadikan tubuh sehat jasmani maupun rohani.
Naharsari (2008: 9-11) menjelaskan fungsi atau tujuan pencak yaitu : “ajaran
mental spiritual, beladiri, seni, olahraga dan usaha pendidikan”. Maka
pengajaran pencak silat dapat membangun manusia yang seutuhnya baik jasmani
maupun rohani bila memiliki aspek pembelajaran pencak silat sebagai berikut :
a.
Aspek Mental Spiritual
Pencak silat
diajarkan dengan tujuan mewujudkan cita-cita kemanusiaan dan kemasyarakatan
yang luhur sesuai dengan nilai-nilai agama, pribadi (individu), sosial, dalam
arti yang khusus pencak silat mental spiritual lebih berat menitik beratkan
pada pembentukan sikap dan watak kepribadian seorang pesilat. Menurut O’ong
Maryono (2000: 255) “pengajaran kerohanian atau mental spiritual yang ada dalam
pencak silat merupakan suatu tradisi yang barakar kuat di kalangan perguruan”.
Pesilat dituntut memiliki sikap yang sesuai dengan filsafah budi pekerti luhur
dan tidak menyalahi aturan yang telah diterapkan. Bagi pesilat yang telah
lanjut belajar pencak silat, ajaran mental spiritual ini diberikan kepada
mereka untuk mewujudkan keselarasan dan keseimbangan alam sekitar.
Aspek mental
spiritual yang dikembangkan melalui pencak silat di jelaskan oleh Saleh (1991:
17) sebagai berikut:
1) Bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur.
2) Tenggang
rasa, percaya diri dan disiplin
3) Mencintai
bangsa dan tanah air
4) Rasa
persaudaraan, pengendalian diri, dan tanggung jawab sosial.
5) Solidaritas
sosial, mengejar kemauan serta membela kejujuran, keberanian dan keadilan.
b.
Aspek Beladiri
Pencak silat
beladiri berisikan pengetahuan sistem gerak berpola untuk mengamankan diri yang
terkendali beserta praktek pelaksanaanya. Pencak silat sebagai beladiri adalah
kemahiran teknis yang efektif untuk melakukan pembelaandiri terhadap berbagai
ancaman fisikal yang datang dari manapun. Beladiri tersebut meliputi kesiapan
mental dan fisik yang terlatih dan terbina. Rangkaian teknik-teknik sikap dan
teknik-teknik gerak tertentu untuk mencapai suatu tujuan dalam rangkaian
beladiri sebagai satu paket baik tanpa ataupun dengan senjata disebut jurus.
Sukowinadi (2000: 18) menjelaskan bahwa “jurus adalah teknik pencak silat
sebagai satu susunan atau paket yang penggunaannya dijuruskan atau diarahkan
pada bagian tubuh yang rentan dan rawan”.
Kemahiran pencak
silat beladiri meliputi dan mewadahi empat bagian sebagai satu kesatuan yakni:
1) Sikap
pasang, pasang berarti siap tempur yang optimal baik fisikal maupun mental.
Sikap pasang berarti teknik berposisi siap tempur optimal dan menghadapi lawan
yang dilaksanakan secara taknis dan efektif. Sikap pasang pada pelaksanaannya
merupakan kombinasi dan koordinasi kreatif dari kuda-kuda, sikap tubuh dan
tangan.
2) Gerak
langkah, gerak langkah adalah teknik berpindah atau mengubah posisi disertai
dengah kewaspadaan mental dan indera secara optimal untuk mendapatkan posisi yang
menguntungkan dalam rangka mendekati atau menjauhi lawan.
3) Serangan,
serangan dalam pencak silat merupakan bagian integral dari belaan atau
pertahanan. Serangan dapat disebut juga sebagai belaan atau pertahanan aktif.
Serangan dalam pencak silat adalah teknik-teknik untuk merekrut insiatif lawan
atau membuat lawantidak dapat melakukan serangan atau belaan dan semuannya itu
dilaksanakan secara taktis.
4) Belaan
atau pertahanan merupakan teknik untuk menggalkan serangan lawan yang
dilaksanankan secara taktis. Menurut PB IPSI yang dikutip oleh R. Katot Slamet Hariyadi, Belaan
didefinisikan sebagai ‘suatu upaya menggagalkan serangan lawan dengan tangkisan
maupun hindaran’. Dengan demikian belaan terdiri dari tangkisan dan hindaran,
masing-masing tehnik tersebut memiliki beragam variasi tehnik.
Proses pencak silat beladiri adalah
pelaksanaan teknik-teknik pencak silat beladiri secara taktis, kreatif,
terorganisasi, terkoordinasi, terkombinasi, terarah, efektif, efesien dan
produktif. Teknik beladiri tersebut dapat secara langsung maupun susunan dan
kemasan jurus, baik jurus serangan maupun serangan belaan. Setiap jurus
meliputi sikap pasang, gerak langkah, serangan dan belaan sebagai satu
kesatuan.
Kaidah pencak silat adalah aturan dasar yang
menagatur tata cara atau tata krama pelaksanaan pencak silat maupun
jurus-jurusnya dalam komposisi sikap pasang, gerak langkah, serangan dan belaan
sebagai satu kesatuan. Norma pencak silat tersebut bercorak budaya Nasional
Indonesia dijiwai dan di motivasi keluhuran budi pekerti.
c.
Pencak silat seni
Pencak silat
seni adalah cabang pencak silat yang keseluruhan teknik dan jurusnya merupakan
rangkaian dari teknik dan jurus pencak silat yang mengandung nilai-nilai
estetika, pengunaanya bertujuan untuk menampilkan (mengekspresikan) keindahan
pencak silat. Bila ditinjau dari sumber asal teknik dan jurusnya dapat
dikatakan sebagai pencak silat beladiri yang indah. Menurut Maryono (2000: 9)
“pencak silat seni adalah perwujudan pencak silat yang berupa tatanan gerak
membela dan menyerang berdasarkan kaidah pencak silat yang mengandung nilai
budi pekerti luhur”.
d.
Aspek Olahraga
Menurut
Kurniadi (2010: 12) “pencak silat merupakan seni gerak tubuh yang mengandalkan
kesehatan dan kebugaran atau kekuatan”. Dengan berbagai gerak dan jurus, pencak
silat banyak mengandung unsur olahraga. Pencak silat olahraga ini lebih
menekankan pendidikan pada aspek olahraga pencak silat dengan tujuan untuk
membentuk kemampuan mempraktekan teknik-teknik yang bernilai olahraga bagi
kepentingan memelihara kesegaran jasmani atau pencapaian prestasi melalui
pertandingan pencak silat, yang ditekankan pada pembinaan jasmani terutama
sikap, gerak dan mental untuk menanamkan rasa percaya diri.
Sebagai
olahraga pencak silat membuat tubuh menjadi sehat, otot menjadi kuat, lincah
dan trampil. Berdasarkan pada perkembangannya, perguruan-perguruan yang khusus
membina dan mengajarkan pencak silat yang sudah berkembang ditengah-tengah
masyarakat. Dan dalam pengembangannya pencak silat banyak digunakan dalam
gerakan senam kesegaran jasmani.
e.
Aspek Pembelajaran
Dalam mencapai aspek ke
empat yang sudah dipaparkan diatas, aspek pencak silat sebagai materi
pembelajaran dapat dijadikan sebagai acuan pencapaian pembelajaran apabila
semua aspek tersebut digabungkan, baik di lingkungan sekolah formal maupun non
formal. Pencak silat berkembang melalui
lembaga formal karena pencak silat selain merupakan bahan ajar yang harus
dipelajari, pencak silat juga merupakan salah satu ilmu yang sangat bermanfaat
bagi perkembangan dunia kesenian di Indonesia khususnya dalam hal seni bela
diri. Pencak silat juga menunjukan bahwa manusia selain memiliki kekuatan, juga
banyak memiliki kelemahan. Oleh karena itu manusia tidak boleh sombong dan
takabur. Sebagai makhluk yang lemah, manusia harus tunduk dan taat kepada
perintah Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Deni Kurniadi (2010: 12) “keselamatan
bukan hanya mengandalkan kekuatan, melainkan dari prilaku yang jujur dan taat
kepada peraturan, serta berprilaku dengan menggunakan adab dan sopan santun”.
nice info gan
ReplyDeletekunjungi juga blog ukm kami di http://merpatiputih-gunadarma.blogspot.co.id/
Terimakasih infonya sangat menarik salam mobil baru suzuki makasar
ReplyDelete