aspek-aspek yang dikembangkan dalam pencak silat



1.   SENI
Sebagai tradisi berurat berakar, pencak silat digemari oleh masyarakat. Begitu eratnya hubungan batin pencak seni atau pencak kembang, sehingga banyak yang tidak menghubungkan kata pencak dengan beladiri, akan tetapi dengan tari pencak atau ibing pencak ( saleh, 1989 : 1). Bahkan untuk kalangan tertentu seperti pendekar ahli maenpo pencak silat sei dapat menjadi sumber kekuatan atau “sence of power“  (suhari sapari, at al 1997/78 : 17)

 


2.   BELADIRI
Pada dasarnya baik pencak silat beladiri maupun pencak silat seni berfalsafah sama, yaitu menekankan tujuan mencapai kebaikan, sebagai landasan kejiwaan amalan budaya nenek moyang bangsa Indonesia. Falsafah berbudi pekerti luhur tetap di pegang teguh, meskipun sifat – sifat pokoknya bervariasi antara daerah dan perguruan.
Secara umum ditegaskan bahwa tujuaan belajar pencak silat selain melatih ketangkasan jasmani, adalah melatih kekuatan rohani, ketahanan hati, dan ketahanan emosi




3.   OLAH RAGA
Beberapah pepatah dan ucapan masyarakat memberikesan bahwa dalam kehidupan sehari – hari. Seorang pesilat harus siap untuk bertanding atau berkelahi. Maka timbul pertanyaan : Apakah perkelahian itu sesuia dengan norma ajaran pencak silat ?
Berbicara tentang terjadinya pertengkaran atau perkelahian, semua pihak akan sependapat bahwa tindakan tersebut melanggar prinsip budi pekerti luhur pencak silat. Tetapi masalah akan menjadi lebih kompleks jika kita memberi justifikasi untuk menyelenggarakan pertandingan olah raga pencak silat. Perbedaan pro dan kontra menandai sejarah pencak silat beladiri dan olah raga selama jaman pemerintahan hindia belanda. Berbagai daerah pencak silat dipertandingkan sebagai tontonan pada pesta besar  : pertandingan persahabatan dan pertandingan permusuhan. Karena mengarah pada hal – hal yang negative, pertandingan tersebut dilaran oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930-an.



4.   KEKUATAN ROHANI
Antara kekuetan rohani dan lahiriah dalah dua sisi yang saling kait – mengait. Kekuatan yang tidak dapat dipisahakn satu sama lain. Kekuatan fisik tanpa dibarengi kekuatan rohani hanya akan dapt menimbulkan emosi semata tanpa keyakinan. Dalm keadaan demikian jika terjadi seranganyang mendadak, maka akan akan kehilangan akal dan melemah, demikian pula halnya jika hanya kekuatan rohani saja yang dimiliki, mereka akan “amek nyedek tanaga midek”. Hanya emosi yang tinggi kemauan yang menggebu, sedangkan kemauan ketrampilan sama sekali tidak menunjang, akibatnya mereka kalah sebelum bertanding.
Oleh karena itu dengan terjadinya keseimbangan pembinaan dan pengembangan ketrampilan, kekuatan fisik serta rohani, akan mewujudkan ketahanan diri, ketahanan pribadi dan ketahanan mental.
 

No comments:

Post a Comment

PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA

Pertandingan Pencak Silat Ikatan Pencak Silat Indonesia dilakukan berdasarkan rasa persaudaraan dan jiwa kesatria dengan menggunakan unsur-...